Posted by : Unknown Minggu, 04 Desember 2016

nilai positif dari cerita rakyat

Tentang Legenda Malin Kundang
Legenda Malin Kundang ialah sebuah cerita rakyat nan sangat terkenal. Legenda ini menceritakan tentang anak nan durhaka kepada orangtuanya, sang ibu. Bagaimana seorang anak nan durhaka kepada sang ibu harus menerima nasib jelek sebab ketidakrelaan sang ibu.
Bagaimana seorang ibu nan sebenarnya begitu sayang kepada sang anak nan kelepasan emosi. Hingga sang ibu akhirnya mengutuk anak nan sangat disayanginya sebab didurhakai oleh sang anak.
Legenda Malin Kundang memang begitu terkenal sehingga dijadikan sebagai cerita panutan lintas generasi. Legenda ini sendiri terjadi di Padang, Sumatera Barat. Dengan adanya legenda ini, setidaknya ada nilai-nilai positif nan bisa dijadikan acuan hayati menjadi lebih baik.
Ada panutan bagi anak-anak agar tak durhaka kepada orang tua seperti kelakuan Malin Kundang. Tentu saja hal ini dilakukan jika tak ingin menjadi anak durhaka seperti nasib tokoh primer legenda tersebut.
Sebagai sebuah legenda, maka legenda Malin Kundang merupakan legenda nan sudah menjadi sebuah cerita konkret nan terjadi di Sumatera Barat. Bahkan, kita bisa menemukan sebuah batu nan terukir sebagai sebuah patung nan digambarkan sebagai Malin Kundang.
Beberapa jejak perjalanan hayati si Malin Kundang bisa kita temukan di kota Padang, Sumatera Barat tersebut. Malin Kundang menjadi sebuah peristiwa nan benar- sahih terjadi. Sungguh dahsyat cerita tersebut.


Nilai-Nilai Positif dalam Legenda Malin Kundang
Sebagai sebuah legenda, kita bisa bisa memperoleh nilai-nilai eksklusif nan implisit di dalamnya. Setiap legenda memang membawa muatan nilai nan diperuntukkan bagi masyarakat. Ini merupakan proses pembentukan karakter nan dilakukan secara integral dalam bentuk cerita positif.
Legenda Malin Kundang telah memberikan pembelajaran kepada anak-anak buat tak bersikap jelek terhadap orang tuanya, terutama sang ibu. Ibu ialah sorga kita, di bawah telapak kakinya sorga kita berada.
Pada dasarnya, setiap cerita selalu berusaha buat menampilkan hal-hal positif buat kehidupan. Hal ini sebab setiap penulis terus berusaha buat memberikan informasi ataupun suriteladan positif bagi kehidupan nan lebih baik. Begitu juga halnya dengan kegenda Malin Kundang. Isi dari cerita itu memang memberikan kesadaran kepada masyarakat. Terutama kepada anak-anak agar tak durhaka kepada orangtua, terutama ibu.
Sementara itu, jika kita jajak isi legenda ini, maka setidaknya bisa kita sebutkan nilai-nilai positif nan terkandung di dalam legenda Malin Kundang tersebut. Nilai-nilai tersebut diharapkan bisa menjadi sesuatu nan sangat berharga dalam upaya menjaga dan menigkatkan kualitas karakter anak bangsa.
Saat itu, anak bangsa sangat menggemari cerita-cerita positif dari cerita rakyat ataupun legenda itu. Akibatnya, kehidupan anak bangsa terjaga sebaik-baiknya. Nilai-nilai positif tersebut ialah sebagai berikut.


Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Ketaatan kepada Orangtua
Dalam setiap keluarga, orang tua ialah supremasi tertingginya. Orangtua ialah sosok nan selalu mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap anak-anaknya. Tidak heran jika apa nan dikatakan oleh orangtua harus diikuti oleh anak -anaknya.
Seorang anak harus mempunyai taraf ketaatan nan tinggi terhadap orangtua. Artinya, anak harus mentaati apa nan dikatakan oleh orangtuanya. Hal ini merupakan bentuk darma dan kepercayaan anak kepada orangtua. Bukankah orang tua mempunyai pengalaman lebih dibandingkan anak.
Orangtua mempunyai pengalaman nan lebih dibandingkan anak-anaknya. Maka sudah seharusnya anak-anak selalu memperhatikan semua kata orangtua, khususnya ibu. Jangan sampai legenda Malin Kundang terjadi dalam kehidupannnya.
Siapa taat pada orangtua, terutama ibu berarti taat kepada Tuhannya. Kemarahan orangtua ialah kemarahan Tuhan kepada kita.
Oleh sebab itulah, kita harus taat kepada orangtua, terutama ibu. Dengan ketaatan tersebut, maka kita akan menjadi sosok anak nan mengerti arti setiap kata nan disampaikan oleh ibu. Tidak ada lagi anak nan menganggap rendah kata-kata ibunya dan selalu berusaha buat memenuhi setiap kata ibunya.


Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Tidak Boleh Sombong
Sombong ialah salah satu sikap nan dibenci dalam pola pergaulan masyarakat. Arogan bisa kita artikan sebagai sikap nan menganggap diri lebih dibandingkan orang lain. Jika hal ini terjadi dalam kehidupan kita, maka jangan heran jika banyak orang nan meninggalkan kita.
Hidup ini merupakan arena buat bersilahturahmi. Oleh sebab itu, kita harus selalu berkomunikasi dengan orang lain. Agar kita bisa bersilahturahmi dengan orang lain, maka kita harus bisa memahami setiap sikap dan sifat orang lain.
Dalam legenda Malin Kundang, kita bisa mengetahui betapa kesombongan si Malin Kundang telah membawanya ke situasi nan sangat merugikan kehidupannya. Apalagi, bersikap arogan kepada orangtua, yaitu ibunya. Apa nan bisa disombongkan anak kepada orangtuanya? Tentunya tak akan pernah ada karena keberadaan ibu dalam kehidupan anak ialah supremasi.
Sungguh, seorang anak tak bisa menyombongkan dirinya di hadapan orangtuanya. Hal ini sebab apa nan dimiliki orangtua, ibu jauh lebih banyak dan lebih baik dibandingkan nan dimiliki oleh sang anak. Bukankah, anak-anak berasal dari orangtua/ibunya? Bagaimana mungkin kita bisa bersikap arogan di hadapan ibu nan sudah begitu banyak berkorban buat kehidupan kita? Itulah nan bisa kita petik dari legenda ini.


Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Berbakti kepada Orangtua
Anak berbakti kepada orangtua, itu ialah hal nan wajar. Bahkan, dalam logika positif, hal tersebut merupakan kewajiban nan harus dilakukan oleh anak. Darma nan dimaksudkan tak lain ialah buat memberikan kebahagiaan kepada orangtua, terutama ibu. Apa nan bisa diberikan anak kepada orangtua, ibunya selain darma nan setulusnya dan sebesar-besarnya.
Hal tersebut harus kita lakukan karena sejak kita masih kecil, orangtua sudah mengabdikan dirinya, hidupnya, dan segala nan dimilikinya buat anak-anaknya. Mereka tak berhitung buat mengabdikan diri kepada anak-anaknya.
Oleh sebab itu, mengapa kita harus berhitung saat harus mengabdi kepada orangtua. Seperti nan terjadi dalam legenda Malin Kundang. Si Malin harus berhitung buat mengakui ibunya sebagai orangtuanya hanya sebab sudah tua dan miskin. Sungguh keterlaluan.
Padahal sebenarnya, sang ibu tak berharap banyak atas kondisi anak-anaknya. Ibu tak ingin anak-anaknya terlalu memperhatikan dengan selalu berpikir buat dirinya. Sang ibu sudah mempunyai kehidupannya dan anak-anaknya sudah mempunyai kehidupan mereka. Maka mereka tak ingin terlalu dalam mencampuri urusan hayati anak-anaknya. Tetapi, hal terpenting ialah darma kepada orangtua, ibu cukup dengan mengakui keberadaannya dalam setiap saat.


Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Jangan Mengingkari Kondisi
Jangan pernah sekalipun kita mengingkari kondisi nan kita alami. Kita harus mengakui apapun nan ada di dalam kehidupan kita. Jangan hanya sebab kondisi tersebut bertolak belakang, lantas kita menolak buat mengakui bahwa itulah kondisi sebelum kita seperti sekarang ini.
Kalau memang kita dahulu berasal dari situasi nan kurang dan sekarang pada situasi berlebih, maka kita tetap harus mengakui bahwa dulu kita hayati dalam kekurangan. Hal ini sangat krusial agar tak terulang lagi isi legenda di Sumatera Barat tersebut. Apalagi buat mengakui kondisi orangtua, ibu nan telah melahirkan dan membesarkan diri kita.
Kehidupan kita berasal dari orangtua sehingga dengan mengakui keberadaan mereka berarti kita telah mengakui asal muasal kehidupan kita. Jika kita bisa mengakui keberadaan ibu kita beserta kondisinya, berarti kita telah mengingkari kehidupan kita sendiri. Untuk apa hal tersebut kita lakukan?
Legenda Malin Kundang telah memberikan kesadaran terhadap kehidupan kita. bagaimanapun kondisi kehidupan kita, masa lalu kita merupakan cermin kehidupan kita nan sesungguhnya. Kondisi tersebut merupakan sarana bagi kita buat selalu berusaha mengembangkan diri dan menjaga agar kehidupan tak terjerumus dalam situasi nan menyesatkan. Seperti nan terjadi dalam legenda tersebut.
Begitu banyaknya nilai-nilai positif yag terkandung dalam legenda Malin Kundangsehingga keberadaan legenda tersebut harus tetap dipertahankan. Bahkan, menjadi kewajiban orangtua buat terus mengupayakan agar terjaga kelestariannya.
Kelestarian nan kita maksudkan ialah nilai-nilai nan terkandung di balik legenda nan sangat menyentuh hati. Semoga di masa depan, anak-anak kita bisa memahami betapa pentingnya mengabdi kepada orangtua. Betapa ruginya jika kita durhaka kepada orangtua, terutama kepada ibunda. Semoga.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © BLOG KEPO ILMU KEGURUAN - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -