Recent Blog post

Archive for 2016-10-30

Sejarah Perang Uhud – Kekalahan Kaum Muslim

Sejarah Perang Uhud merupakan kisah peperangan yang dilalui Rasulullah SAW namun berakhir dengan kekalahan. Pada perang ini, umat Islam yang awalnya mendapatkan kemenangan harus menderita kekalahan karena silau oleh harta yang ditinggalkan lawannya. Mereka tidak mendengarkan nasihat Rasulullah untuk menjaga posisi dan memilih untuk mengambil harta sisa kaum kafir yang kalah. Mendengar itu, kaum kafir lalu menyerang umat Islam yang tengah lengah karena harta, dan kaum muslimin akhirnya menderita kekalahan.

Perang ini terjadi merupakan ajang balas dendam yang dilakukan oleh  kaum Quraisy karena menderita kekalahan atas kaum Muslim saat perang Badar. Kala itu, tentara Quraisy yang berjumlah 1000 orang harus menyerah kalah dengan pasukan Islam yang hanya berjumlah 300 orang. Sejumlah nama besar tewas dalam peperangan tersebut.

Hal ini membuat merek yang tersisa kahirnya murka dan menyusun strategi balas dendam. Tokoh-tokoh Quraisy seperti  Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayah, dan Abu Sufyan bin Harb inilah yang menjadi penghasut kaum quraisy.

Langkah yang mereka lakukan adalah dengan menghasut kaum Mekkah untuk tidak mengingat korban tewas dalam perang Badar. Mereka juga meminta kaum Quraisy untuk menunda pembayaran tebusan kepada kaum muslim untuk membebaskan tawanan Quraisy yang masih tersisa di Madinah. Kaum ini juga menggalang dana untuk modal sebagai aksi balas dendam. Ternyata langkah mereka ini berhasil, mereka berhasil mengumpulkan 1000 onta dan 50.000 keping mata uang emas. Mereka sukses menghimpun pasukan tiga kali lipat lebih besar dibanding jumlah pasukan Quraisy pada perang Badar yakni sekitar 3000 pasukan.

Rasulullah SAW yang mendengar kabar tersebut lalu bergegas menuju Madinah mengadakan persiapan militer. Rasulullah SAW dan sahabat memilih untuk untuk menjawab tantangan Quraisy di medan terbuka luar kota Madinah. Rasulullah SAW membagi pasukan Islam menjadi tiga batalyon : Batalyon Muhajirin dibawah komando Mush’ab bin Umair, Batalyon Aus dikomando oleh Usaid bin Hudhair dan Batalyon Khazraj dipimpin oleh Khabbab bin Al Mundzir . Jumlah total pasukan Islam hanya 1000 orang, dengan perlengkapan fasilitas serba minim berupa 100 baju besi dan 50 ekor kuda (dikisahkan dalam sebuah riwayat: tanpa adanya kuda sama sekali) dalam perang ini. Wallahu a’lam

Sesampainya di Uhud kedua pasukan saling mendekat. Peperangan pun terjadi pada para pemangku panji perang. Setelah beberapa orang yang tewas, akhirnya perang pun berkobar. Perang berkecamuk merata di setiap titik bak kobaran api menjalar membakar rerumputan kering, jagoan-jagoan Islam benar-benar menampakkan kehebatan dan kepiawaian mereka dalam putaran perang kali ini, militansi pasukan Islam merupakan buah dari kekuatan iman yang merasuk dan terpatri kuat dalam hati mereka, seakan-akan iman telah memenuhi setiap pembuluh darah mereka, kecilnya jumlah tak menciutkan nyali para pejuang demi tegaknya agama Allah. Barisan musuh semakin kacau-balau. Tak pelak, mereka lari centang-perenang meninggalkan medan laga, dan lalai dengan ambisi buruk yang selama ini mereka impikan.

Kaum muslimin unggul dan menguasai medan laga. Namun disinilah mulainya malapetaka. Pasukan Quraisy yang lari meninggalkan harta benda yang melimpah. Kaum muslimin malah sibuk mengumpulkan harta rampasan perang yang tercecer. Mulailah kecintaan terhadap dunia menghinggapi hati sebagian besar pasukan pemanah. Mereka khawatir akan tidak mendapat bagian rampasan perang. Mereka meninggalkan bukit strategis itu dan lalai terhadap wasiat Rasulullah.

Kini pertahanan inti kaum muslimin dalam kondisi rawan. Kholid bin Al-Walid, salah satu komandan pasukan berkuda Quraisy, tak membiarkan kesempatan emas itu lewat begitu saja. Ia memutar haluan arah pasukan kuda Quraisy dan dengan segala ambisi merebut posisi paling strategis, yaitu bukit para pemanah. Musuh menyergap dan mengepung sisa pasukan pemanah. Para pemanah tak kuasa menghalau serangan mendadak itu. Pertahanan kaum muslimin semakin rapuh. Kondisi berubah seketika.

Saat itu, Rasulullah di kabarkan telah meninggal dan membuat kaum muslimin yang berperang semankin mengendur. Jiwa pasukan Islam lemah tak tahu kemana mereka akan melangkah. Sebagian mereka terduduk tak tahu apa yang ditunggu, bahkan sebagian mereka berpikir untuk menghubungi Abdullah bin Ubay bin Salul –salah satu tokoh munafiqin– guna meminta perlindungan keamanan dari Abu Sufyan (yang ketika itu belum masuk Islam).

Jagoan Quraisy menjadikan Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai target operasi utama. Rasulullah saat itu hanya didampingi sembilan orang shahabat  sedangkan pasukan muslimin yang lain tercerai-berai. Namun, kaum musyrikin lebih dahulu mendengarnya, secepat kilat mencari sumber suara, dan disitulah mereka mendapatkan manusia mulia yang selama ini mereka berambisi besar untuk membunuhnya.
Sebanyak tujuh orang gugur dari sembilan orang shahabat yang melindungi Rasulullah. Adapun dua orang yang tersisa adalah Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhuma. Saat itu musuh sangat leluasa menyerang Rasulullah.

Utbah bin Abi Waqqash melukai bibir beliau shallalallahu ‘alaihi wa sallam dengan lemparan batu. Abdullah bin Shihab Az-Zuhry menciderai pipi beliau shallalallahu ‘alaihi wa sallam. Abdullah bin Qim’ah menyabetkan pedangnya pada pundak beliau shallalallahu ‘alaihi wa sallam, yang menyebabkan rasa sakit lebih dari sebulan, namun sabetan tersebut tidak berhasil menembus baju besi sang nabi Allah. Abdullah menyabetkan kembali pedangnya tepat di pipi beliau shallalallahu ‘alaihi wa sallam.

Rantai yang pecah itu membuat pedang dengan luluasa menembus pipi Rasulullah hingga gigi seri beliau pecah. Sontak saja wajah Nabi Allah ini berlumuran darah. Dua sahabat yang masih tersisa itulah yang melindungi Rasulullah sampai putus beberapa jari-jemari. Pada pertempuran ini tentara Muslim banyak yang menjadi korban sehingga mayoritas ahli sejarah menyatakan bahwa kaum muslimin mengalami kekalahan dalam pertempuran Uhud.

Masih banyak perang lain yang melibatkan kaum muslimin dengan para laknatullah. Anda bisa membacanya dengan mengunjungi langsung. Dapatkan informasi tentang sejarah masa lampau baik sejarah kota, sejarah tempat, sejarah perang, dan berbagai kisah lampau yang menarik lainnya. Pastinya semua yang kami sajikan akan menarik anda pada pengalaman masa lalu yang belum anda ketahui selama ini.

perANG UHUD

By : Unknown
Senin, 31 Oktober 2016
4
Tahukah Sahabat ada apa di hari ini? Ada apa di tanggal ini? 8 Juli? Ups bukan yang itu, yang ini: 21 Ramadan. Ketahuilah sahabat, hari ini adalah hari kasih sayang. Yaumul Marhamah.

Hampir 14 abad yang lalu, pada tanggal yang mulia ini, Rasulullah bersama 10 ribu sahabat sampai di Kota Makkah. Mereka datang untuk menggenapi janji Allah.


"Ia berkata, 'Allah datang dari Sinai dan terbit bagi mereka dari Seir. Hadirat-Nya tampak bersinar dari Gunung Paran; Ia datang dari antara 10.000 orang suci. Di sebelah kanan-Nya ada api yang menyala bagi mereka.' " - Ulangan 33:2
"Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." - Al Fath : 1
Gentarlah seluruh rumah-rumah musyrikin Quraisy. Gemetarlah setiap petinggi-petinggi Quraisy. Dalam benak mereka muncul darah, potongan tangan, potongan kepala dan hal mengerikan yang akan menimpa mereka dan keluarga mereka di tangan pedang-pedang muslimin.


"Al yaumu yaumul malhamah!" "(Hari ini adalah hari pembantaian!)", Dari pintu masuk Kota Makkah, Sa’ad bin Ubadah, berteriak melengking. Gagah sangar ia membawa bendera keagungan Islam.


Berlarianlah semua kaum musyrikin Quraisy ke rumah rumah mereka. Mereka tinggalkan lapak-lapak mereka, mereka tinggalkan barang-barang dagangan dan bahkan harta mereka, dan mereka juga meninggalkan berhala-berhala mereka. Kepada siapa lagi mereka akan memohon perlindungan?


Abu Sufyan yang sedari tadi sudah gentar dan ketakutan segera mengonfirmassi Rasulullah, "Akankah Engkau membantai saudara-saudaramu, ya Muhammad?"


Masih ingatkah kau bagaimana musyrikin Quraisy memboikot Bani Hasyim sehingga matilah anak-anak mereka karena lapar? Masih ingatkah kau ketika Bilal bin Rabbah ditindih batu oleh majikannya? Masih ingatkah kau akan syahidnya Sumayyah binti Khabath yang kisahnya memilukan hati? Dan kini kau meminta ampunan?
Hampir-hampir saja janggut mulia Rasulullah menyentuh pelananya, karena tawadhu'nya kepada Allah yang telah memberi kemenangan di hari yang mulia itu. 
"Inna hadzal yaum laisa yaumul malhamah, walakinna hadzal yaum yaumul marhamah" "(Sesungguhnya hari ini bukanlah hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang.)"



Masukklah beliau menuju masjid al Haram sembari membaca firman dan janji Allah. Janji Allah nyata! Ia tak akan pernah mengingkari janji-Nya! Beliau membersihkan Bait Allah yang agung itu dari kejahiliyahan. Sementara itu musyrikin Quraisy berkerumun, menunggu saat sang hakim memutuskan kapan mereka akan dieksekusi.


Keluarlah Rasulullah dari dalam Ka'bah. Rona pasrah dan ketakutan menghiasi setiap wajah musyrikin Quraisy. Anak-anak Quraisy merangkul erat bunda dan bapanya dengan isak yang tidak terbendung. Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, kemudian beliau bersabda “Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangankan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?”
Merekapun menjawab, “Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.”
"Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!"
Tidak hanya kafir Quraisy yang terkejut, pasukan Muslimin pun terkejut mendengar keputusan Rasulullah itu. Berjuang hidup mati, diperhinakan sekian lama, tetapi ketika kemenangan sudah di genggaman, musuh pula dibebaskan. Itu pun belum cukup. Rasulullah memerintahkan rampasan perang dan pelbagai harta benda dan ribuan unta diberikan kepada para tawanan. Sementara itu pasukan Muslimin tidak memperoleh apa-apa.


Naluri kemanusiaan sebagian sahabat muncul. Ada rasa iri, dengki, protes. Hingga terdengar kepada Rasulullah. Mereka dikumpulkan dan Rasulullah bertanya: "Sudah berapa lama kalian bersahabat denganku?"
Mereka menjawab: "Sekian tahun, sekian tahun."
"Selama kalian bersahabat denganku, apakah menurut hati kalian aku ini mencintai kalian atau tidak mencintai kalian?"
"Tentu saja sangat mencintai."
Rasulullah SAW mengakhiri pertanyaannya,
"Kalian memilih mendapatkan unta atau memilih cintaku kepada kalian?"
Menangislah mereka kerana cinta Rasulullah kepada mereka; cinta yang tidak dapat dibandingkan dengan bumi, langit dan segala yang berada diantaranya. Allahumma shalli 'ala sayyidina, nabiyina, habibina, Muhammad.

Demikianlah kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan Allah. Suku-suku arab berbondong-bondong masuk Islam. Demikianlah karunia besar yang Allah berikan. 
 
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat."

yaumul marhamah (hari kasih sayang)

By : Unknown 1

KESIMPULAN TANGGUNG JAWAB SUAMI

  1. Menjadi pemimpin anak isteri di dalam rumah tangga.
  2. Mengajarkan ilmu fardhu ‘ain (kewajiban pribadi) kepada anak isteri yaitu ilmu tauhid, fiqih dan tasawuf.
    Ilmu tauhid diajarkan supaya aqidahnya sesuai dengan aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah.
    Ilmu fiqih diajarkan supaya segala ibadahnya sesuai dengan kehendak agama.
    Ilmu tasawuf diajarkan supaya mereka ikhlas dalam beramal dan dapat menjaga segala amalannya daripada dirusakkan oleh rasa riya’ (pamer), bangga, menunjuk-nunjuk orang lain dan lain-lain. Ringkasan kewajiban pribadi seorang muslim dapat dibaca di artikel Cahaya Akhir Zaman: Kewajiban Pribadi Utama Seorang Muslim.
  3. Memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dari uang dan usaha yang halal.
    Ada ulama berkata:
    Sekali memberi pakaian anak isteri yang menyukakan hati mereka dan halal maka suami mendapat pahala selama 70 tahun.
  4. Menghindari perbuatan zalim kepada anak isteri yaitu dengan cara:
    • Memberikan pendidikan agama yang sempurna. Jika ilmu agama tidak dari anak/istri ada yang tidak lengkap, maka hal ini termasuk zalim.
    • Memberikan nafkah lahir dan batin secukupnya.
    • Memberi nasihat serta menegur dan memberi panduan/ petunjuk jika melakukan maksiat atau kesalahan.
    • Apabila memukul jangan sampai melukai (melampaui batas).
  5. Memberi nasihat jika isteri gemar bergunjing/bergosip, mengomel serta melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah agama.
  6. Melayani isteri dengan sebaik-baik pergaulan.
  7. Berbicara dengan isteri dengan lemah-lembut.
  8. Memaafkan keterlanjurannya tetapi sangat memperhatikan kesesuaian tingkah lakunya dengan syariat.
  9. Kurangkan perdebatan dengan istri.
  10. Memelihara harga diri / kehormatan istri.

kewajiban suami

By : Unknown
Minggu, 30 Oktober 2016
0

- Copyright © BLOG KEPO ILMU KEGURUAN - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -